Sabtu, 29 Desember 2018

Filsafat Ilmu

Philosophy of Mathematics Education

Activity 1: Ideology of Education

  1.    Radikal memiliki arti bersifat bebas ataupun berpandangan luas. Sedangkan radikalisme merupakan ideologi atau paham yang ingin melakukan perubahan pada sistem sosial dan politik dengan menggunakan cara-cara kekerasan/ ekstrim. istilah “Radikal” dikenal pertamakali setelah Charles James Fox memaparkan tentang paham tersebut pada tahun 1797. Saat itu, Charles James Fox menyerukan “Reformasi Radikal” dalam sistem pemerintahan di Britania Raya (Inggris). Reformasi tersebut dipakai untuk menjelaskan pergerakan yang mendukung revolusi parlemen di negara tersebut. Pada akhirnya ideologi radikalisme tersebut mulai berkembang dan kemudian berbaur dengan ideologi liberalisme. Ciri-ciri radikalisme yaitu:

                               a.      Radikalisme adalah adalah tanggapan pada kondisi yang sedang terjadi, tanggapan tersebut kemudian diwujudkan dalam bentuk evaluasi, penolakan, bahkan perlawanan dengan keras.
                              b.       Melakukan upaya penolakan secara terus-menerus dan menuntut perubahan drastis yang diinginkan terjadi.
                               c.     Orang-orang yang menganut paham radikalisme biasanya memiliki keyakinan yang kuat terhadap program yang ingin mereka jalankan.
                              d.      Penganut radikalisme tidak segan-segan menggunakan cara kekerasan dalam mewujudkan keinginan mereka.
                               e.     Penganut radikalisme memiliki anggapan bahwa semua pihak yang berbeda pandangan dengannya adalah bersalah.
Dalam dunia pendidikan tidak bisa terhindar dari fenomena-fenomena kekerasan yang menjadikan tujuan pendidikan gagal di raih. Radikalisme bisa muncul dari berbagai elemen dalam pendidikan. Secara umum fenomena radikalisme dalam pendidikan lahir dari guru kepada siswa, dari siswa kepada guru dan juga dari orang tua/masyarakat kepada elemen elemen yang ada di dalam pendidikan. Bentuk radikalisme dalam pendidikan tidak semuanya berupa aksi kekerasan, tetapi juga dapat diwujukan dalam bentuk ucapan dan sikap yang berpotensi melahirkan kekerasan yang tidak sesuai dengan norma-norma pendidikan.
2.  Konservatif memiliki arti bersikap mempertahankan keadaan, kebiasaan, dan tradisi yang berlaku. Sedangkan konservatisme merupakan paham politik yang ingin mempertahankan tradisi dan stabilitas sosial, melestarikan pranata yang sudah ada, menghendaki perkembangan setapak demi setapak, serta menentang perubahan yang radikal, atau konservatisme bisa juga diartikan sebagai sebuah filsafat politik yang mendukung nilai-nilai tradisional. Samuel Francis mendefinisikan konservatisme sebagai bertahannya orang-orang tertentu dan ungkapan-ungkapan yang kebudayaannya dilembagakan. Sedangkan Roger Scruton menyebutnya sebagai politik penundaan yang bertujuan untuk mempertahankan selama mungkin keberadaan kehidupan dan kesehatan dari organisme sosial. Karena berbagai budaya memiliki nilai-nilai yang berbeda-beda, maka kaum konservatif diberbagai kebudayaan memiliki tujuan yang berbeda-beda juga. Ciri-ciri ideologi konservatisme:
                              a.      Lebih mementingkan lembaga-lembaga kerajaan dan gereja
                              b.      Agama dipandang sebagai kekuatan utama disamping upaya pelestarian tradisi dan kebiasaan dalam tata kehidupan masyarakat.
                              c.      Lembaga-lembaga yang sudah mapan seperti keluarga, gereja, dan negara semuanya dianggap suci. Konservatisme menentang radikalisme dan skeptisisme.
Banyak orang yang mengusulkan bahwa bangkitnya konservatif sudak terjadi sejak masa awal reformasi khususnya dalam karya-karya teolog yaitu Richard Hooker yang menekankan pengurangan politik dalam menciptakan keseimbangan untuk menuju keharmonisan sosial dan kebaikan bersama. Namun setelah polemic Edmund Burke muncul, konservatisme memperoleh penyaluran pandangan-pandangan yang berpengaruh. Edmund Burke (1729-1797) gigih mengajukan argumen menentang Revolusi Perancis, juga bersimpati dengan sebagian dari tujuan-tujuan Revolusi Amerika. Burke mengembangkan gagasan-gagasan ini sebagai reaksi terhadap gagasan ‘tercerahkan’ tentang suatu masyarakat yang dipimpin oleh nalar yang abstrak. Edmund Burke merupakan pendiri dari ideologi konservatif.
3.   Liberal bisa diartikan memiliki pandangan yang bebas. Liberalisme berasal dari bahasa latin yaitu dari kata “liberalis” yang berarti bebas, merdeka, tak terikat dan tak tergantung. Ideologi ini mementingkan kebebasan perseorangan. Dalam ajaran liberalisme manusia pada hakikatnya adalah mahluk individu yang bebas, pribadi yang utuh dan lengkap serta terlepas dari manusia lainnya sehingga keberadaan individu lebih penting dari masyarakat. berikut akan dijelaskan mengenai pandangan yang relevan dari tokoh-tokoh liberalisme klasik:
                              a.      Marthin Luther dalam Reformasi Agama menyatakan bahwa Gerakan Reformasi Gereja pada awalnya hanya serangkaian protes kaum bangsawan dan penguasa Jerman terhadap kekuasaan imperium Katolik Roma. Pada saat itu keberadaan agama sangat mengekang, tidak ada kebebasan, yang ada hanya dogma-dogma agama dan dominasi gereja. Individu menjadi tidak  berkembang, kerena mereka tidak boleh melakukan hal-hal yang dilarang oleh Gereja bahkan dalam mencari penemuan ilmu pengetahuan sekalipun, sehingga pada puncaknyatimbul sebuah reformasi gereja (1517) yang menyulut kebebasan dari para individu.
                              b.      John Locke dan Hobbes memiliki pemikiran yang bertolak belakang. Hobbes (1588 – 1679) berpandangan bahwa dalam ‘’State of Nature’’, individu itu pada dasarnya egois, sesuai dengan fitrahnya. Namun manusia ingin hidup damai. SedangkanJohn Locke (1632 – 1704) berpendapat bahwa individu pada State of Nature adalah baik, namun karena adanyakesenjangan akibat harta atau kekayaan, maka khawatir jika hak individu akan diambil olehorang lain sehingga mereka membuat perjanjian yang diserahkan oleh penguasa sebagai pihak penengah namun harus ada syarat bagi penguasa.
                              c.       Adam Smith memiliki pemikiran bahwa politik dan ekonomi dikelompokkan menjadi tiga pemikiran yaitu: 1) Falsafah politik. 2) Identifikasi mengenai faktor penentu nilai dan harga barang. 3) Pola, sifat, dan arah kebijaksanaan negara yang mendukung kegiatan ekonomi kearah kemajuan dan kesejahteraan mesyarakat.
Ciri-ciri dari ideologi liberalisme adalah sebagai berikut:
                              a.      Demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang lebih baik
                              b.      Anggota masyarakat memiliki kebebasan intelektual penuh termasuk kebebasan berbicara
                              c.      Pemerintah hanya mengatur kehidupan masyarakat secara terbatas
                             d.       Kekuasaan dari seseorang terhadap orang lain (penyalahgunaan kekuasaan) merupakan hal yang buruk.
4.      Humanis yaitu orang yang mendambakan dan memperjuangkan terwujudnya pergaulan hidup yang lebih baik berdasarkan asas perikemanusiaan. Humanis bisa juga diartikan sebagai suatu teori yang tertuju pada masalah bagaimana tiap individu dipengaruhi dan dibimbing oleh maksud-maksud pribadi yang mereka hubungkan kepada pengalaman-pengalaman mereka sendiri.Teori humanistik adalah teori belajar yang memanusiakan manusia. Pembelajaran dipusatkan pada pribadi seseorang. Teori ini tidak lepas dari pendidikan yang berfokus pada bagaimana menghasilkan sesuatu yang efektif, bagaimana belajar yang bisa meningkatkan kreativitas dan memanfaatkan potensi yang ada pada seseorang. Teori humanistik ini muncul sebagai perlawanan terhadap teori belajar sebelumnya, yaitu Teori Behaviouristik, yang dianggap terlalu kaku, pasif, bahkan penurut ketika menggambarkan manusia. Ada beberapa tokoh humanis sebagai berikut:
                              a.      Artur Combs memiliki pendapat bahwa belajar merupakan hal yang bisa terjadi tatkala bagi seseorang ada artinya. Guru tidak bisa memaksa seseorang untuk mempelajari hal yang tidak disukai atau dianggap tidak relevan. Ketika muncul perlawanan, hal itu sebenarnya merupakan bentuk perilaku buruk yang mencerminkan ketidakmauan seseorang untuk mempelajari hal yang bukan minatnya, karena sama saja dengan melakukan sesuatu yang baginya tidak mendatangkan kepuasan.
                              b.     Abraham H. Maslow (1908-1970) yang menyebut aliran humanistic sebagai "koalisi berbagai sempalan psikologi ke dalam suatu filsafat tunggal". Esensi filsafat tunggal itu berwujud pengakuan bahwa spesies manusia memiliki ciri-ciri dan kesanggupan-kesanggupan yang unik, terdapat nilai-nilai utama universal yang menjadi bagian dari alam biologis manusia, naluriah dan tidak dipelajari. Selanjutnya tujuan utama segenap upaya manusia adalah realisasi diri atau aktualisasi diri yaitu pengungkapan dan penggunaan kemungkinan-kemungkinan dan kesanggupan-kesanggupan secara penuh.
                              c.     Carl Ranson Rogers (1902-1987) mendasarkan teori dinamika kepribadian pada konsep aktualisasi diri. Aktualisasi diri adalah daya yang mendorong pengembangan diri dan potensi individu, sifatnya bawaan dan sudah menjadi cirri seluruh manusia. Aktualisasi diri yang mendorong manusia sampai kepada pengembangan yang optimal dan menghasilkan ciri unik manusia seperti kreativitas, inovasi, dan lain-lain.
                             d.      Masih banyak lagi tokoh humanis terkenal seperti Albert Einstein, Bertrand Russell, Carl Sagan, Cicero, David A. Kolb, Edward Said, Erasmus, Erich Fromm, Francesco Petrarca, Gene Roddenberry, Giovanni Battista Vico, Hans-Georg Gadamer, Dr.Henry Morgentaler, Isaac Asimov, Israel Shahak, Jacob Bronowski, Jean-Paul Sartre, Johann Reuchlin, John Dewey, John Ralston Saul, Julius Caesar Scaliger, Kurt Vonnegut, Linda Smith, Michel de Montaigne, Paul Kurtz, Philipp Melanchthon, Plato, Protagoras, Rabelais, Richard Dawkins, Robert Clark Young, Roberto Weiss, Socrates, Thomas Paine, Voltaire, W.T. Harris, Werner Jaeger, dan Ranu Mulyana.

5.  Progresif berarti berhaluan ke arah kemajuan. Sedangkan progresivisme sebagai salah satu aliran filsafat pendidikan, muncul sebagai reaksi terhadap pola-pola pendidikan yang bersifat tradisional yang menekankan metode-metode formal pengajaran, belajar mental (kejiwaan), dan sastra klasik peradaban Barat. Aliran filsafat progresivisme mendukung pemikiran baru yang dipandang lebih baik bagi perkembangan pendidikan dimasa yang akan datang. Tampaknya filsafat progresivisme menuntut kepada para penganutnya untuk selalu maju (progres): bertindak secara konstruktif, inovatif, reformatif, aktif dan dinamis. Sebab naluri manusia selalu menginginkan perubahan-perubahan. Ada beberapa tokoh aliran progressivisme yaitu:
                              a.       William James (1842-1910) berkeyakinan bahwa otak atau pikiran, seperti juga aspek dari eksistensi organik, harus mempunyai fungsi biologis dan nilai kelanjutan hidup. Dan dia menegaskan agar fungsi otak atau fikiran itu dipelajari sebagai bagian dari mata pelajaran pokok dari ilmu pengetahuan alam. Jadi James menolong untuk membebaskan ilmu jiwa prakonsepsi teologis, dan menempatkannya da atas dasar ilmu prilaku.
                              b.      John Dewey (1859-1952) yang teorinya tentang sekolah adalah progresivisme yang lebih menekankan kepada anak didik dan minatnya dari pada mata pelajarannya sendiri. Maka muncullah “Cild Centered Curiculum”, dan “Cild Centered School”. Progresivisme mempersiapkan anak masa kini dibanding masa depan yang belum jelas.
                              c.      Hans Vaihinger (1852-1933) menurutnya tahu itu hanya mempunyai arti praktis. Persesuaian dengan objeknya mungkin dibuktikan, satu-satunya ukuran bagi berpikir ialah gunanya untuk mempengaruhi kejadian-kejadian didunia.
Pandangan progresivisme dan penerapannya dalam bidang pendidikan sebagai berikut:
·       Anak didik diberikan kebebasan secara fisik maupun cara berpikir, guna mengembangkan bakat dan kemampuan yang terpendam dalam dirinya. Oleh karena itu, aliran filsafat progresivisme tidak menyetujui pendidikan yang otoriter.
·       Filsafat progresivisme menghendaki jenis kurikulum yang bersifat luwes (fleksibel) dan terbuka. Jadi kurikulum itu bisa diubah dan dibentuk sesuai dengan zamannya.
·       Progresivisme tidak menghendaki adanya mata pelajaran yang diberikan terpisah, melainkan harus terintegrasi dalam unit. Dengan adanya mata pelajaran yang terintegrasi dalam unit, diharapkan anak dapat berkembang secara fisik mauopun psikis dan dapat menjangkau aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor.
6. Sosialisme secara etimologi berasal dari bahasa Perancis yaitu sosial yang berarti kemasyarakatan. Sosialisme adalah paham yang menghendaki segala sesuatu harus diatur bersama dan hasilnya dinikmati bersama-sama. Ada beberapa tokoh-tokoh sosialis seperti Karl Marx (1818-1883) sebagai pelopor utama gagasan “Sosialisme ilmiah”, Frederic H. Engels (1820-1895) bersama Karl Marx menulis buku Communist Manifesto, serta ada anma-nama penting dalam ideologi sosialisme yaitu C.H. Saint Simon (1760-1825), F.M Charles Fourier (1772-1837), Etinne Cabet (1788-1856), Wilhelm Weiling (1808-1871), dan Louis Bland (1811-1882). Karl Marx dan Friedrich Engels berpendapat bahwa sosialisme akan muncul dari keharusan sejarah kapitalisme yang diberikan sendiri sudah usang dan tidak berkelanjutan akibat dari meningkatnya kontradiksi internal yang muncul dari perkembangan kekuatan produktif dan teknologi. Itu menjadi kemajuan dalam kekuatan produktif yang dikombinasikan dengan hubungan sosial lama dengan produksi kapitalisme yang akan menghasilkan kontradiksi, dan kemudian mengarah ke kesadaran kelas pekerja.
7.  Demokrasi berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Ide-ide dan ciri-ciri pokok paham demokrasi:
                              a.      Kedaulatan sekaligus pemerintahan ditangan rakyat, dari rakyat, dan kembali kepada rakyat.
                              b.       Adanya kebebasan untuk apa saja yang diberikan kepada rakyat
                              c.       Persamaan hak-hak dan kewajiban bagi semua rakyat
                             d.       Kontrol kepada kekuasaan secara ketat oleh rakyat yang direpresentasikan oleh lembaga politik maupun secara langsung seperti pers yang bebas
                              e.      Partisipasi politik oleh seluruh komponen masyarakat
                               f.     Penguatan pada apa yang disebut civil society, yang sebagai akibatnya dominasi militer ditolak.
                              g.     Agama di mata demokrasi menjadi urusan pribadi-pribadi atau rakyat
Macam-macam demokrasi:
                               a.      Menurut cara penyaluran kehendak rakyat, demokrasi dibedakan atas Demokrasi Langsung dan Demokrasi Tidak Langsung.
                              b.       Menurut dasar prinsip ideologi, demokrasi dibedakan atas : Demokrasi Konstitusional (Demokrasi Liberal) dan Demokrasi Rakyat (Demokrasi Proletar).
                               c.     Menurut dasar yang menjadi titik perhatian atau prioritasnya, demokrasi dibedakan atas : Demokrasi Formal, Demokrasi Material, dan Demokrasi Campur.
                              d.      Menurut dasar wewenang dan hubungan antara alat kelengkapan negara, demokrasi dibedakan atas : Demokrasi Sistem Parlementer dan Demokrasi Sistem Presidensial.
Tokoh-tokoh paham ini antara lain seperti:
                               a.     L.G. Address (1863) yang mempopulerkan “pemerintah dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat;
                              b.      JJ. Rousseau, penggagas Triaspolitika;
                               c.     John Stuart Mill (1806-1872), pelopor demokrasi modern yang bergaya moderat antara kapitalisme dan sosialisme;
                              d.      James Madison, salah seorang pendiri konstitusi  Amerika Serikat;  
                               e.     Jeremy Bentham, seorang ekonom yang utilitarianis.

Activity 2: Nature of Education
1.      Obligation (kewajiban)
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Seorang anak pertama kali mendapatkan pendidikan dari orang tuanya. Pendidikan yang diberikan baru mengenai hal-hal yang dasar seperti bagaimana cara makan, apa yang harus dilakukan sebelum makan, bagaimana cara menggosok gigi, bagaimana cara mandi, dan lain sebagainya. Ini merupakan dasar dari pendidikan yang diberikan orang tua. Tetapi setelah seorang anak sudah memasuki usia 3 sampai 5 tahun, orang tua mempunyai kewajiban untuk menyekolahkan anaknya di PAUD atau TK lalu diteruskan pada jenjang yang lebih tinggi. Hal ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan orang tua agar anaknya bisa bersosialisasi dengan orang lain yang masih asing atau yang belum dikenalnya.
Sistem pendidikan di Indonesia sudah mulai merintis untuk menerapkan wajib belajar 12 tahun. Pemerintah benar-benar mengupayakan agar semua anak Indonesia bisa mendapatkan pendidikan. Adanya upaya seperti ini membuat kita sadar bahwa sesungguhnya pendidikan itu sangat penting. Pendidikan tidak hanya berguna bagi diri sendiri tetapi juga berguna bagi orang lain. Sehingga kita memiliki kewajiban untuk belajar dengan baik dan benar agar bisa menjadi sosok yang selalu di idam-idamkan oleh banyak orang serta bisa menjadi pribadi yang dapat berguna bagi nusa, bangsa, serta agamanya.

2.      Preserving (melestarikan).
Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak kebudayaan dan menjadi daya tarik tersendiri bagi negara-negara lain untuk dapat mengunjunginya. Kebudayaan tentunya perlu untuk terus dilestarikan karena ini menjadi kekayaan dari Negara Indonesia.Budaya memelukan pendidikan untuk dapat menjadikannya bentuk yang lebih menarik dan memiliki ciri khas. Manusia merupakan makhluk berbudaya, sehingga budaya sudah menjadi sesuatu yang tumbuh dan mengakar dalam dirinya. Oleh karena itu, perlunya pendidikan bagi seluruh warga negara agar dapat melestarikan kebudayaannya dan tidak mudah terpengaruh dengan kebudayaa luar yang menyimpang.
Nilai-nilai kebudayaan lebih baiknya jika diterapkan dalam pendidikan. Generasi penerus bangsa harus memiliki kepribadian yang baik dan jangan sampai lupa dengan kebudayannya sendiri. Pendidikan dan budaya harus selaras untuk dapat menghidupkan kembali tradisi yang pernah ada seperti gotong royong, musyawarah mufakat, dan melestarikan nilai-nilai budaya sebagai identitas bangsa. selain itu juga, pendidikan diharapkan mampu untuk membentuk manusia yang mampu bersosialisasi dalam masyarakat sehingga dapat mempertahankan kelangsungan hidup, baik secara individu, kelompok, maupun masyarakat secara keseluruhan. Untuk itu, dalam pendidikan tidak hanya untuk memberikan pengajaran namun juga dapat menanamkan nilai-nilai budaya sehingga dapat melestarikan kebudayaan dan bisa memanfaatkan perkembangan zaman untuk lebih meningkatkan kepopuleritasan dari kebudayaan tersebut. Jadi, kebudayaan yang dimiliki tidak dengan mudahnya di klaim oleh negara lain dan bisa tetap menjadi kebudayaan milik negara sendiri.

3.      Exploiting (memanfaatkan)
Belajar tidak hanya dilakukan oleh orang yang muda-muda saja, namun juga baik dilakukan oleh semua orang tidak memandang berapa usianya. Sebagai seorang pembelajar harus pintar-pintar dalam memanfaatkan pendidikan. Apalagi yang bisa menempuh pada jenjang yang lebih tinggi lagi seperti perguruan tinggi. Semua orang memiliki kemampuan dan kekurangan masing-masing. Bagi yang merasa mampu bisa melanjutkanya pada jenjang yang lebih tinggi, namun bagi orang yang tidak memiliki cukup biaya hanya bisa sampai pada jenjang menengah atas saja. Hal ini harus kita sadari bahwa masih bayak orang yang kurang beruntung. Kita sebagai orang yang lebih beruntung diberikan kesempatan untuk menimba ilmu pada jenjang yang lebih tinggi sehingga kita harus bisa memanfaatkan keadaan ini untuk dapat menimba ilmu sebanyak-banyaknya sehingga bisa meningkatkan kualitas kita.

4.      Transforming (mengubah)
Pengetahuan, Keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang duturunkan dari generasi ke generasi disebut sebagai pendidikan. Selain itu juga, pendidikan juga bisa sebagai upaya untuk mengubah ke arah yang lebih baik dan dapat memperkaya pengetahuan, mindset, pola pikir, serta mengubah cara pandang seseorang dalam menghadapi dan menyelesaikan sebuah permasalahan. Cara seseorang dalam mendidik dirinya bisa dengan berbagai cara, ada yang melalui jenjang kelas, ada yang belajar dari alam, ada yang langsung melihat keadaan disekitar yaitu dengan melihat fenomena yang terjadi.
Pendidikan merupakan pintu masuk menuju masa depan, sehingga kita bisa mengubah dunia dengan pendidikan. Seseorang yang telah selesai menempuh pendidikan di perguruan tinggi dapat membagi pengetahuannya kepada orang lain yang membutuhkan, sehingga apa yang dimiliki tidak hanya untuk diri sendiri melainkan bisa berguna bagi orang lain dan bisa bersama-sama dalam mengubah dunia. Sesungguhnya dalam melakukan perubahan tidak bisa dilakukan sendiri. Untuk itu, marilah kita berjuang untuk mengubah dunia demi kehidupan yang lebih baik melalui pendidikan. Bagi yang menempuh pendidikan di negara orang, jangan sampai lupa dengan negaranya sendiri. Sehingga, setelah selesai pendidikannya alangkah lebih baik jika kembali ke negara asalnya dan ikut berpartisipasi dalam membangun negaranya untuk menjadi lebih baik lagi dan siap untuk menghadapi segala perubahan dunia.

5.      Liberating (membebaskan)
Pendidikan merupakan suatu proses bagi anak untuk menemukan hal paling penting dalam hidupnya yaitu terbebas dari segala hal yang mengekang kemanusiaannya menuju hidup yang penuh dengan kebebasan. Dalam hal ini, kebebasan yang dimaksud bukan bebas yang sebebas-bebasnya, namun masih tetap mempedulikan hal-hal yang lainnya. Salah satu tujuan dari pendidikan adalah membebaskan, sehingga semua orang penting untuk berperan langsung dalam proses pendidikan.
Paulo Freire berpendapat mengenai pendidikan yang membebaskan. Semasa hidupnya, ia pernah diangkat menjadi direktur. Selama bekerja, terutama saat bekerja di antara orang-orang miskin yang buta huruf, ia melakukan proses belajar mengajar yang disebut para ahli pendidikan sebagai gerakan membebaskan yaitu membebaskan dari ketidaktahuan. Freire sangat memahami bahwa orang-orang miskin sangat membutuhkan pendidikan. Sesungguhnya pemikiran mengenai pendidikan telah dikumandangkan oleh pemikir Indonesia juga yang melihat kondisi masyarakatnya khususnya pada masa perjuangan kemerdekaan seperti Ki Hajar Dewantara dan Tan Malaka.
Indonesia sangat memerlukan pendidikan yang tidak hanya menjadi transfer of knowledge dan aspek kepentingan pasar saja namun juga mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat dan bangsa sehingga bisa berhasil dalam menghadapi dinamika perubahan sosial yang ada. Pada hakikatnya pendidikan dapat membebaskan dari belenggu kemiskinan, penindasan, dan kebodohan sehingga manusia bisa menjadi sosok manusia yang bebas merdeka dalam berpikir, bersuara dan bertindak.  Oleh karena itu, pendidikan harus dapat membebaskan diri dari penindasan yang terjadi.

6.      Needs (kebutuhan)
Manusia terlahir di dunia dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Ada yang terlahir dengan potensi yang bagus, ada yang terlahir dengan potensi yang sedang-sedang saja, atau bahkan ada yang terlahir dengan potensi yang cukup rendah. Kita tidak akan pernah tahu seperti apa kondisinya setelah terlahir di dunia. Setiap potensi yang ada akan lebih baik lagi jika dikembangkan. Dalam mengembangkan potensi bisa melalui pendidikan, melalui pelatihan, bisa melalui bimbingan secara khusus, dan lain sebagainya. Banyak cara yang dapat digunakan untuk mengembangkan potensi-potensi yang ada. Sesungguhnya dalam mengembangkan diri membutuhkan lingkungan hidup secara berkelompok karena terkadang apa yang kita miliki lebih dulu diketahui oleh orang lain dibandingkan dengan diri sendiri. Sehingga perlu adanya sosialisasi antara satu orang dengan orang lain. Salah satu kesempatannya yaitu dengan melakukan pendidikan di sekolah. Dimana kita bisa bertemu dengan banyak teman-teman yang berasal dari daerah berbeda dan memiliki sifat yang berbeda pula sehingga bisa bersosialisasi dan dapat mengembangkan potensi.
Pendidikan merupakan sebuah kebutuhan yang dapat menciptakan kompetensi sehingga bisa berguna dalam kehidupan. Pendidikan tidak hanya dilakukan dalam lingkup sekolah saja. Namun pendidikan juga bisa diperoleh di rumah, ditempat les, atau tempat yang lainnya selama masih dalam lingkup menjadikan seseorang untuk menjadi manusia yang lebih baik. Dalam hal ini, pendidikan sangat dibutuhkan oleh semua orang karena tidak hanya dapat mengetahui dan mengembangkan potensi, tetapi yang lebih utama yaitu dapat menjadikan pribadi yang bertanggung jawab dan lebih baik.

7.      Democracy (demokrasi)
Pendidikan yang demokratis memberikan kesempatan kepada setiap anak untuk mendapatkan pendidikan yang sesuai. Demokrasi dalam ranah pendidikan merupakan gagasan atas pandangan hidup yang mengutamakan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua orang dalam berlangsungnya proses pendidikan. Dalam prosesnya, dunia pendidikan diwajibkan untuk dapat menciptakan manusia dengan pemikiran yang kritis, kreatif, dan inovatif sehingga mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Demokrasi pendidikan memberikan manfaat dalam kehidupan yaitu menumbuhkan rasa hormat terhadap harkat sesama manusia, setiap manusia memiliki perubahan kearah pikiran yang sehat, serta rela berbakti untuk kepentingan dan kebaikan bersama.



Daftar Pustaka
Salu, Vega Ricky dan Triyanto. 2017. Filsafat Pendidikan Progresivisme dan Implikasinya dalam Pendidikan Seni di Indonesia, dalam Jurnal Imajinasi Vol XI No. 1, Januari 2017.


By: Aan Andriani (18709251030)






Tidak ada komentar:

Posting Komentar